Aku tidak
bisa mendeksripsikan dirinya, aku tidak cukup mengenalnya sepanjang aku bersama
dengannya. Tadi nya aku pikir, aku orang yang sangat mengenalnya. Tapi sungguh,
tak ada sebagian kecil dari dirinya yang aku tahu dan aku pahami.
Aku hanya
menyukai dan menikmati setiap kebersamaan yang aku lewati denganya, setiap
waktu yang bahkan terasa lebih singkat jika aku berdua dengannya. Mengenalnya
mungkin bukan keahlianku, bahkan aku tak cukup mahir menerjemahkan setiap bait
ekspresi yang keluar dari raut wajahnya.
Dia. Hanya
seorang lelaki yang berada dibatas normal kehidupan kebanyak laki-laki
seusianya. Dia. Hanya seorang lelaki yang mempercayai apa yang dianggapnya
benar meskipun tidak untuk kebanyakan orang. Dia. Hanya seorang lelaki dengan
setumpuk keunikan yang menakjubkan, sebukit rahasia yang membuat orang
sepertiku selalu bertanya, mengapa? apa? dan bagaimana? Dia. Hanya seorang lelaki yang mampu
menjadi pawang rasa penasaranku.
Dia baik,
jauh dari kata baik yang seperti kebanyakan orang pikirkan. Dia baik lebih dalam
dari kata baik itu sendiri. Hanya saja, tidak semua orang mengerti dengan jalan
pikirannya yang terkadang berbelok. Aku tidak merasa menjadi orang yang paling
mengerti tentang dirinya, tentang apa yang dia rasakan, ataupun tentang
pemikiran yang ada didalam kepalanya. Aku hanya seorang perempuan yang selalu
menyukainya, mengaguminya dan berusaha mengerti dengan apa yang dirasakannya,
apa yang sedang dipikirkannya, apa yang membuatnya bahagia, apa yang membuatnya
bersedih, dan apa yang membuatnya selalu terjaga dalam kehidupan maya nya.
Aku
hanya
seorang perempuan yang menyukai setiap apa yang dimilikinya. Aku suka
saat dia
memberikan senyuman yang mencurigakan, aku suka saat dia sedang menjawab
setiap
rasa penasaranku, aku suka saat dia khawatir dengan keadaanku, aku suka
saat
dia berkata “terserah”, aku suka saat dia menggaruk kepalanya seolah
bingung
harus menjelaskan dengan cara seperti apalagi, aku suka saat suaranya
terdengar
seperti anak kecil yang sedang merengek minta dibelikan mainan ketika
dia
sedang bercerita tentang masalahnya, aku suka saat dia sedang fokus
menatap
layar laptopnya, aku suka gerakkan tangannya ketika sedang menjelaskan
sesuatu,
aku suka ketika dia sedang bingung, aku suka ketika dia menyelipkan
pengetahuan didalam pembicaraan ku dengannya, bahkan aku suka dia ketika
sedang diam.
Tidak banyak
waktu yang bisa kita habiskan, tidak banyak waktu yang aku miliki untuk tetap
terus mengerti dan belajar banyak hal tentang dia. Aku rasa, atau mungkin lebih
tepatnya aku berharap. Akan ada seorang perempuan yang lebih cantik, yang lebih
baik dan lebih bisa memahami dirinya melebihi aku. Perempuan yang dengan sabar
menunggu kabar darinya, perempuan yang dengan tekun mengingatkan segala hal
kecil yang sering kali dia lupakan, perempuan yang dengan sabar menghadapi
sifat kekanak-kanakannya, perempuan yang sabar mengalah demi rasa sayangnya,
perempuan yang mengerti dengan jalan pikirannya, perempuan yang memaklumi dunia
maya nya, dan perempuan yang dengan tulus menyayanginya melebihi aku.
Saat
ini, biarkanlah hanya aku yang menjadi satu-satunya perempuan yang
sabar menghadapinya, perempuan yang selalu berharap dapat mendengar
setiap keluh kesahnya, perempuan yang selalu ada untuk mengingatkan
hal-hal kecil yang terlupakan olehnya, perempuan yang belajar dengan
sabar mengerti jalan pikirannya yang rumit, perempuan yang dengan senang
hati menerima kekurangnnya dan membuatnya terlihat menjadi sebuah
kelebihan, perempuan yang selalu senang jika berdebat tentang hal sepele
dengannya, perempuan yang menyukai setiap perilaku uniknya, perempuan
yang selalu mengaguminya, perempuan yang menjadi tempat sampah dari
setiap ceritanya.
Tertanda
Aku^^