Thursday, December 25, 2014

Tanpa Judul


Aku tidak bisa mendeksripsikan dirinya, aku tidak cukup mengenalnya sepanjang aku bersama dengannya. Tadi nya aku pikir, aku orang yang sangat mengenalnya. Tapi sungguh, tak ada sebagian kecil dari dirinya yang aku tahu dan aku pahami.

Aku hanya menyukai dan menikmati setiap kebersamaan yang aku lewati denganya, setiap waktu yang bahkan terasa lebih singkat jika aku berdua dengannya. Mengenalnya mungkin bukan keahlianku, bahkan aku tak cukup mahir menerjemahkan setiap bait ekspresi yang keluar dari raut wajahnya. 

Dia. Hanya seorang lelaki yang berada dibatas normal kehidupan kebanyak laki-laki seusianya. Dia. Hanya seorang lelaki yang mempercayai apa yang dianggapnya benar meskipun tidak untuk kebanyakan orang. Dia. Hanya seorang lelaki dengan setumpuk keunikan yang menakjubkan, sebukit rahasia yang membuat orang sepertiku selalu bertanya, mengapa? apa? dan bagaimana? Dia. Hanya seorang lelaki yang mampu menjadi pawang rasa penasaranku.

Dia baik, jauh dari kata baik yang seperti kebanyakan orang pikirkan. Dia baik lebih dalam dari kata baik itu sendiri. Hanya saja, tidak semua orang mengerti dengan jalan pikirannya yang terkadang berbelok. Aku tidak merasa menjadi orang yang paling mengerti tentang dirinya, tentang apa yang dia rasakan, ataupun tentang pemikiran yang ada didalam kepalanya. Aku hanya seorang perempuan yang selalu menyukainya, mengaguminya dan berusaha mengerti dengan apa yang dirasakannya, apa yang sedang dipikirkannya, apa yang membuatnya bahagia, apa yang membuatnya bersedih, dan apa yang membuatnya selalu terjaga dalam kehidupan maya nya.

Aku hanya seorang perempuan yang menyukai setiap apa yang dimilikinya. Aku suka saat dia memberikan senyuman yang mencurigakan, aku suka saat dia sedang menjawab setiap rasa penasaranku, aku suka saat dia khawatir dengan keadaanku, aku suka saat dia berkata “terserah”, aku suka saat dia menggaruk kepalanya seolah bingung harus menjelaskan dengan cara seperti apalagi, aku suka saat suaranya terdengar seperti anak kecil yang sedang merengek minta dibelikan mainan ketika dia sedang bercerita tentang masalahnya, aku suka saat dia sedang fokus menatap layar laptopnya, aku suka gerakkan tangannya ketika sedang menjelaskan sesuatu, aku suka ketika dia sedang bingung, aku suka ketika dia menyelipkan pengetahuan didalam pembicaraan ku dengannya, bahkan aku suka dia ketika sedang diam. 

Tidak banyak waktu yang bisa kita habiskan, tidak banyak waktu yang aku miliki untuk tetap terus mengerti dan belajar banyak hal tentang dia. Aku rasa, atau mungkin lebih tepatnya aku berharap. Akan ada seorang perempuan yang lebih cantik, yang lebih baik dan lebih bisa memahami dirinya melebihi aku. Perempuan yang dengan sabar menunggu kabar darinya, perempuan yang dengan tekun mengingatkan segala hal kecil yang sering kali dia lupakan, perempuan yang dengan sabar menghadapi sifat kekanak-kanakannya, perempuan yang sabar mengalah demi rasa sayangnya, perempuan yang mengerti dengan jalan pikirannya, perempuan yang memaklumi dunia maya nya, dan perempuan yang dengan tulus menyayanginya melebihi aku.

Saat ini, biarkanlah hanya aku yang menjadi satu-satunya perempuan yang sabar menghadapinya, perempuan yang selalu berharap dapat mendengar setiap keluh kesahnya, perempuan yang selalu ada untuk mengingatkan hal-hal kecil yang terlupakan olehnya, perempuan yang belajar dengan sabar mengerti jalan pikirannya yang rumit, perempuan yang dengan senang hati menerima kekurangnnya dan membuatnya terlihat menjadi sebuah kelebihan, perempuan yang selalu senang jika berdebat tentang hal sepele dengannya, perempuan yang menyukai setiap perilaku uniknya, perempuan yang selalu mengaguminya, perempuan yang menjadi tempat sampah dari setiap ceritanya.




Tertanda

Aku^^

Share: