Friday, November 8, 2013

DI BALIK KEPRIBADIAN SEORANG ANAK


Latar Belakang

Orang tua merupakan seorang pendidik yang pertama dan utama bagi seorang anak. Pendidik yang pertama, karena orang tua lah yang pertama kali memperkenalkan hal-hal baru kepada anak. Pendidikan yang bersifat positif maupun negative. Semua hal yang sejatinya pertama kali dilihat oleh anak sehingga ditiru dan diikuti oleh anak. Bahkan semenjak anak berada didalam kandungan, seorang anak dapat mulai belajar. Perilaku seorang anak yang dengan mudah menghafal Al-qur’an merupakan salah satu fenomena nyata yang terjadi. Hal tersebut terjadi karena dari kebiasaan si Ibu pada saat mengandung selalu mendengarkan kandungannya dengan ayat-ayat Al-qur’an sehingga anak yang berada didalam kandungan terbiasa dan mudah menghafalnya. Sebagai pendidik utama, karena seoarang anak dan orang tua memiliki sebuah hubungan emosional yang sangat kuat dan terjalin dalam waktu yang sangat panjang.

Sebuah penelitian menyatakan bahwa pengaruh orang tua terhadap perkembangan dan pertumbuhan seorang anak sebanyak 70%. Sedangkan 30% sisanya merupakan pengaruh yang ditimbulkan dari lingkungan, baik sekolah maupun masyarakt sekitar. Hal tersebut dikarenakan seorang anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan keluarga dibandingkan dengan lingkungan diluar lingkup keluarganya. Sejatinya orang tua selalu menginginkan anaknya tumbuh menjadi seorang anak yang dapat membanggakan kedua orang tua mereka, memiliki akhlak yang baik serta dapat berguna bagi banyak orang disekitarnya. Sayangnya, banyak orangtua malah melakukan hal yang seharus tidak dilakukan kepada anaknya sehingga merugikan perkembangan anak. Mereka tidak melakukan hal-hal yang sebenarnya sangat dibutuhkan anak - anak agar mereka tumbuh dan berkembang optimal. Akibatnya, pertumbuhan dan perkembangan anak-anak menjadi tidak maksimal.


Tipe Pola Asuh

Pola asuh yang diterapkan secara konsisten oleh orang tua, akan memiliki dampak yang ditimbulkan bagi kepribadian yang dimiliki oleh seorang anak.

Menurut Baumrind (1967) terdapat 4 macam pola asuh orang tua terhadap anaknya.

  1. Pola Asuh Demokratis
Pola asuh Demokratis merupakan pola asuh dimana orang tua lebih  memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi orang tua tidak ragu-ragu untuk mengendalikan si anak. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran yang rasional. Orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan diluar batas kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat.

Biasanya anak akan merasa dibiarkan bebas namun tetap diawasi setiap gerak geriknya. Dan si anak akan menggap orang tua bukan hanya sekedar orang tua tetapi juga dapat dijadikan sebagai sahabat tempat mereka berbagi.

  1. Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter merupakan pola asuh yang berbanding terbalik dari Pola Asuh Demokratis. Dimana orang tua cenderung menetapkan tata tertib standar yang mutlak harus dituruti, biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. Misalnya, kalau tidak mau makan, maka tidak akan diajak bicara. Orang tua tipe ini juga cenderung memaksa, memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan oleh orang tua, maka orang tua tipe ini tidak segan menghukum anak. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi, dan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti mengenai anaknya.

Biasanya si anak akan merasa tertekan dan sulit untuk mengungkapkan pendapat yang ada di dalam pikirannya. Si anak akan senantiasa selalu untuk menuruti apa yang diperintahkan oleh orang tua nya dan tidak berani untuk melakukan hal yang sesuai dengan keinginannya

  1. Pola Asuh Permisif
Pola asuh Permisif atau pemanja dimana biasanya orang tua memberikan pengawasan yang sangat longgar kepada anaknya. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu yang dia inginkan tanpa adanya pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak.

Walaupun orang tua dengan pola asuh ini meruapakan orang tua yang bersifat hangat terhadap anak, namun akan berdampak buruk bagi tingkah laku si anak di dalam pergaulannya. Mengapa? Karena seorang anak tidak terlalu diperhatikan dan lebih sering di biarkan bebas oleh orang tua tanpa diberikan bimbingan yang cukup. Sehingga, si anak akan kehilangan arah dalam pergaulan bahkan terjerumus kedalam pergaulan bebas.

  1. Pola Asuh Penelantar
Pola asuh tipe yang terakhir adalah tipe Penelantar. Orang tua dengan tipe asuh seperti ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim kepada anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan hanya untuk keperluan pribadi mereka, seperti bekerja, dan juga kadangkala biayapun dihemat-hemat untuk anak mereka. Termasuk dalam tipe ini adalah perilaku penelantar secara fisik dan psikis pada ibu yang depresi. Ibu yang depresi pada umumnya tidak mampu memberikan perhatian fisik maupun psikis pada anak-anaknya.
Pola asuh yang seperti ini lebih membahayakan dibandingkan tipe pola asuh sebelumnya, karena akan mengganggu keadaan psikis dari seorang anak. Si anak akan merasa kurang diperhatikan baik secara moril maupun materilnya.

Pengaruh Pola Asuh Terhadap Karakteristik Anak

  1. Pengaruh Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal baru, dan koperatif terhadap orang-orang lain.

  1. Pengaruh Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak yang penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma, berkepribadian lemah, cemas dan menarik diri dari keadaan sosial.

  1. Pengaruh Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang impulsive, agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang percaya diri, dan kurang matang secara sosial.

  1. Pengaruh Pola Asuh Penelantar
Pola asuh penelantar akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang moody, impulsive, agresif, kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah, Self Esteem (harga diri) yang rendah, sering bolos, dan bermasalah dengan teman.


Kiat Menjadi Orang tua Bijaksana
           
            Ada beberapa factor utama yang menentukan kesuksesan orang tua dalam mendidik dan mengasuh dengan bijaksana.

  1. Hargai Anak
Seorang anak hendaknya diperlakukan sama seperti para orang tua menghargai orang yang sejajar dengan mereka. Ini merupakan hal yang penting, karena akan meningkatkan sebuah rasa percaya diri dari seorang anak. Selain itu secara tidak langsung mengajarkan anak untuk menghargai orang lain. Anak merupakan seorang peniru yang sangat handal. Mampu meniru setiap hal yang dilakukan oleh orang tua, baik secara langsung maupun tidak langsung.

  1. Factor Waktu
Bagi orang tua yang memiliki kesibukan diluar rumah, berikanlah sedikit waktu luang kepada anak hanya untuk sekedar mendengarkan ceritanya atau pergi makan bersama. Dengan cara itu, orang tua akan mengenal kepribadian anak. Seorang anak akan merasa senang bila, orang tua dapat meluangkan waktu mereka untuk anaknya.

  1. Membangun Disiplin
Menerapkan sikap disiplin pada anak tidak sama dengan menerapkan sikap disiplin kepada orang dewas. Harus sedikit demi sedikit dalam membangun kedisiplinan tersebut. Hal itu bisa dimulai dari membiasakan untuk bangun tepat waktu, mengerjakan tugas sekolah dan hal-hal kecil lainnya.

  1. Kasih Sayang
Seoarang anak sangat membutuhkan sebuah perhatian dan kasih sayang dari orang tua mereka. Di zaman seperti sekarang, kebanyak orang tua menganggap materil merupakan kasih sayang yang diinginkan oleh seorang anak. Namun, pada kenyataannya, kasih sayang dan perhatian yang sangat dibutuhkan oleh setiap anak dan bukan hanya sekedar materil saja. Berikan kasih sayang yang seimbang Antara moril dan materil. Kasih sayang yang dilakukan secara moril lebih sangat dibutuhkan dan diingkan oleh seorang anak.

  1. Rasa Aman dan Nyaman
Rasa aman dan nyaman yang dirasakan oleh seorang anak bukan hanya pada saat mereka berada didalam rumah bersama keluarga, namun juga pada saat mereka berada dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Anak harus terhindar dari rasa cemas, khawatir, gelisah dan hal lain yang dapat membuat mereka merasa tidak nyaman. Mengindarkan anak dari bahaya dengan menakut-nakutinya bukan hal yang baik, karena akan membuat anak merasa tidak nyaman.

  1. Berkomunikasi
Melakukan komunikasi sesering mungkin dengan anak. Jangan biarkan mereka menyimpan masalahnya senidir. Gunakan bahasa yang hangat dan menyikapi masalahnya dengan bijak agar mereka nyaman jika ingin mengungkapkan sesuatu hal yang sangat mereka rahasiakan. Jika memang memiliki jarak yang terpisah dengan anak, lakukan komunikasi melalui telepon maupun media-media lain yang dapat membuat hubungan komunikasi tetap berjalan lancer dan baik meskipun dengan keadaan jarak yang jauh.

  1. Biarlah Anak Menjadi Dirinya
Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda yang membuat mereka menjadi unik dan terlihat berbeda dengan yang lainnya. Maka dari itu, jangan memaksakan kehendak terhadap anak. Biarkanlah mereka menjadi apa yang mereka inginkan, yang terpenting masih berada dijalur yang positif dan biarkan mereka mengekspresikan apa yang mereka inginkan namun tetap dengan pengawasan.





Sumber: http://little1academy.com/File/N/Full/2236-Mengasuh%20dengan%20bijak.pdf 
Share:

0 comments:

Post a Comment